bero.web.id Tumbang Anoi adalah salah satu desa yang berada di kecamatan Damang Batu, Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia, berjarak 300 km kearah utara Palangka Raya.
Tumbang Anoi adalah salah satu pusat permukiman penduduk suku dayak Kadorih, dimana dari salah satu subsuku Dayak Ot Danum di hulu sungai Kahayan, Tumbang Anoi dihuni oleh 418 warga dari 116 kepala keluarga.
Hingga saat ini, tempat itu masih harus di tempuh dengan perjalanan darat selama 7 jam, dilanjutkan dengan menggunakan perahu motor menyusuri Sungai Kahayan ke arah hulu selama dua jam dari Tumbang Marikoi, Ibukota Kecamatan Damang Batu.
Dari yang saya kutip di baritorayapost.com,Tumbang Anoi menjadi tempat yang bersejarah bagi Suku Dayak karena di tempat itulah digelar Rapat Damai Suku Dayak pada tanggal 22 Mei s/d 24 Juli 1894. Saat itu, rapat akbar tersebut dihadiri sekitar 1.000 orang dari 152 suku Dayak yang ada di Pulau Kalimantan yang mencakup wilayah Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam.
Rapat itu, antara lain menghasilkan kesepakatan untuk mengakhiri pertikaian sesama suku Dayak dan tradisi “mengayau” atau memenggal kepala manusia. Dengan adanya perjanjian itu maka terjalinlah persatuan dan persaudaraan antar suku-suku Dayak yang dulunya saling bermusuhan satu sama lain.