hallo sobat bero.web.id sekalian, ada yang penasaran ngga bagaimana cara Suku Dayak Ma'anyan dalam berladang hingga musim panen datang? kalau mau tau simak sampai habis ya artikel ini, kerena mimin mau berbagi cerita singkat bagaimana cara Suku Dayak Ma'anyan dalam proses berladang hingga musim panen datang.
Dalam cara berladang Suka Dayak Ma'anyan agak berbeda dengan cara orang-orang pada umumnya yang banyak menggunakan cara tanam padi irigasi atau sawah. orang dayak memilik beberapa tahap berbeda dalam memulai berladang pada musim berladang datang, yaitu :
Tahap Pertama adalah Tamaruh Neweng (Membuka Lahan)
Konsep bercocok tanam masyarakat dayak ma'anyan pertama kali dalam membuka lahan untuk berladang adalah Tamaruh Neweng. Tamaruh Neweng yaitu membuka lahan baru dan membersihkan lahan dengan cara memotong kayu-kayu disekitar tempat yang akan dibuat nantinya menggunakan Parang, Wadiung (mirip dengan kapak ), dan Sinso (mesin pemotong kayu). kayu-kayu yang sudah selesai dipotong akan dikumpulkan secara merata dan disusun agar nantinya mudah busuk dan kering.
Tahap Kedua Adalah Nutung (Membakar)
Setelah semua dahan kayu yang didiamkan selama beberapa bulan mengering di lahan, tahap nutung akan dilakukan dengan membakar kayu-kayu yang terkumpulkan sampai habis dan menyisakan arang hitam pembakaran. proses nutung biasanya memasuki pada musim kemarau, hal ini dilakukan agar semua lahan yang dibuat sudah bernar-benar kering dan siap untuk dibakar.
Tahap Ketiga Adalah Muau (menanam padi)
![]() |
Muau yaitu proses menabur benih padi dilahan yang tadinya sudah bersih sehabis dibakar, musim muau sering dilakukan oleh masyarakat dayak ma'anyan pada bulan september sampi dengan bulan oktober. hal unik yang dilakukan pada saat musim muau (menanam padi) adalah budaya gotong royong masyarakat dayak ma'anyan dalam membantu proses menanam padi sampai selesai.